SEMANGAT
MERAH PUTIH
Narator :Di sebuah kantin yang dipenuhin
siswa. Banyak yang senang dengan kantin ini, karena memang cuma satu-satunya,
selain itu penjaganya ramah sekali dan tempatnya juga bersih sekali. Tidak
terlihat kesan mewah, tetapi kesederhanaanlah yang terlihat. Sementara itu,
Putih dan Suci tampak lagi makan siang.
Rani :”Alhamdulillah. Sudah
kenyang.”
Merah :”Iya, masakannya enak ya? Lain
waktu, kita coba makan gado-gado yuk”
Rani :”Pisang coklat juga enak. Oh,
ya Putih apa kabar Merah?”
Merah :”Baik. Nanti dia kemari, Ran. Dia
sedang sibuk cari sponsor untuk kegiatan 17 Agustusan , sekaligus lagi ngetol
merayu ketua yayasannya.”
Rani : (Merogoh tasnya dan
mengeluarkan sebuah tabloid.)
Merah :“Aduh,
itu lagi, itu lagi. Apa sih yang lebih
baik dari….?”
Rani :“Aduh, banyak Mer.
Teknologinya, koreografinya, serialnya. Pokoknya asyik deh.” (Sambil
membolak-balikkan tabloid remaja yang covernya personil grup
Korea yang lagi booming.)
Merah :“Oh ya? Kalau gitu aku mau nanya
Rani, kamu tinggal di mana sekarang?” (dengan suara khasnya yang centil.)
Rani :“Di
Indonesia.”
Merah :“Ya udah, lebih baik Indonesia
lah. Budayanya, orangnya cantik-cantik dan ganteng-ganteng, dan bersahaja.”
Rani :“Korea
juga.”
Merah :“Iya,
iya. Tetap aja aku pilih Indonesia.”
Narator : “Suara lonceng berbunyi. Tanda
istirahat sudah berakhir. Si Suci dan Si
Putih serentak bangkit dan berjalan menuju ruang kelas mereka. Dalam perjalanan menuju kelas. Si Suci
tiba-tiba ditubruk oleh seseorang. Suci bingung dan terkejut.”
Budi :“Eh, maaf . Aku buru-buru.
Soalnya, aku di tunggu di ruang penelitian. Enggak pa pa kan?”
Rani :“Enggak
apa kok.”
Budi :“Oh
ya, kenalan yuk. Namaku Budi. Budi Pratama. “
Suci :”Rani
Ramadhani dan ini teman sebangkuku, Merah Ayu Dewi.”
Budi :“Sebenarnya
kita sudah sering jumpa kan?” Tanya Budi bersahabat
Merah dan Rani : “Iya betuul…” kompak keduanya menjawab
Budi :“Oh
ya, kapan-kapan lihat kami penelitian ya.”
Merah :“Kalau
boleh, kenapa enggak? Seru juga, biar nambah kegiatan positif nih.”
Budi :“Oke,
aku tunggu ya. Di laboratorium setelah pulang.”
Merah dan Rani :“Oke,” mereka pun melanjutkan ke tugas mereka masing-masing.
Narator :”Di kelas para siswa sudah pada duduk
manis. Baru saja Putih dan Suci duduk di bangkunya. Ibu guru yang terkenal
ramah dan dekat dengan muridnya memasukin ruangan.
Guru :“Baik, Dian. Hari ini kita akan
belajar apa? (Tanya ibu guru mau mengetes ingatan anak-anaknya, dan kali ini
yang ditanya adalah salah satu cowok dari lima orang cowok di kelas tersebut,
yang total keseluruhannya adalah tiga puluh orang. Kelas Putih dan Suci adalah
kelas yang difavoritkan oleh kebanyakkan cewek, dan lapangan pekerjaannya juga
kebanyakkan cewek.)
Dian :“Belajar
notulen dan stenograf”
Ibu Guru : Untuk menjadi sekretaris yang baik,
kalian harus bisa merangkum dengan baik,
mempunyai
perbendaharaan kata yang baik, serta kemampuan notulen yang
memadain”
Narator :Suasana khidmat dan tenang di dalam
kelas ketika para siswa mengerjakan soal
dari buku. Ibu guru berjalan mengawasin
para siswa, sekaligus melihat apakah ada yang tidak membawa buku.
Ternyata semua siswa membawa buku catatan dan bacaan. Bagus sekali.
“”””
Sien :Di luar laboratorium atau
bengkel perakitan mobil. Udaranya sejuk karena banyak pohon rindang di
sekitarnya. Anak-anak tampak berbincang-bincang, ada yang berdiskusi, ada yang
duduk di ruang wifi mencari informasi yang berguna. Putih dan Suci sedang
menunggu Budi memanggil mereka ke dalam laboratorium.
Merah :
“Lagi balas sms ya? Dari siapa?”
Rani :”Enggak ah. Lagi cari lagu
untuk didengerin. Biar enggak bosan. Lama juga ya kita dipanggil Budi. Untung
kita sudah sholat.”
Merah :”Pasti
lagu Korea.”
Rani :”Hanya
mengangguk ,” kemudian terdengarlah lagu Korea.
Merah :
(Tarik nafas.)
Rani :
“Aku juga baru beli film serial korea baru. Pasti seru.”
Merah : “Enggak juga. Gimana kalau begini
aja. Hmmh, maksudku gantian. Selama ini kan aku sering nemanin kamu nonton film
Korea.”
Rani :
“Maksudnya?”
Merah :
Adiikku hari ini ngajak nonton film Indonesia terbaru.”
Rani :
“Nonton di mana? Aku mau.”
Merah :
“Serius, mau?”, sambil memandang Suci temannya dan seketika pandangannya
berubah ke arah laboratorium. “Eh, kita sudah dipanggil.”
Rani :”Iya
ayuk cepat,” seraya meminjit tombol stop pada hpnya.
Budi :”Beginilah
aktivitas kami. Kami berharap perakitan kami berhasil.”
Gatot :”Hi,
Bud?”
Budi :
(Menoleh ke arah Gatot, seniornya.)
Gatot :(Mendekatin
adik kelasnya.) “Hi, semuanya. Serius sekali.”
Budi :”Kenalkan
ini Bang Gatot Koco Sinaga.”
Rani :”Udah
kenal kok. Bang, selamat ya atas kelulusannya.”
Gatot :”Iya,
makasih. Kok enggak pernah datang lagi ke perkumpulan kita?”
Rani :”Lagi
malas dan enggak ada yang nemanin.”
Gatot :”Hmmh, dan bagaimana
penampilanku,” menanyakan penampilannya yang bergaya Korea.
Rani :”Lumayan.”
Merah :”Kontradiktif.”(Putih
memberi pendapat)
Gatot dan Ran :”Maksudnya?”
Merah dan Budi: (Senyum membisu)
Narator :Kontradiktif nama dengan penampilan. Di mana-mana Gatot
Koco terkenal dari
Indonesia. Dan yang jelas enggak suka pakai barang impor. Bukan begitu?
Indonesia. Dan yang jelas enggak suka pakai barang impor. Bukan begitu?
Budi :”Kenalkan
ini teman-temanku satu tim. Ada Lufi, Eko, Rizal, dan Fajar. “
Merah :”Merakit
itu harus detil ya. Banyak sekali peralatannya.”
Rani :”Waw,
ada yang cantik juga ya.”
Budi :”Iya
kita sampirin mereka. Biar lebih enak nanya-nanyanya.”
Merah :”Ran,
jangan lupa permisi dulu sama orang tua. Kita kan mau nonton.”
Rani :”Baiklah.”
“””
Sien :Di luar bioskop yang hari ini
rame sekali pengunjungnya. Mereka berjalan menuju parkiran.
Rani :
“Asyik juga ya. Enggak kalah asyik dengan berkunjung ke laboratorium tadi”
Merah
dan Putih: “Benar benar. Oops, sekarang sudah pukul enam.”
Merah :”Habis
ini tetap mau ikut kami kan? Sebentar aja kok”
Rani :”Hmmh.
Baiklah demi kalian.”
Merah dan Putih saling berpandangan.
Merah dan Putih: “Asyik” (Serentak)
Rani :
“Asyik juga. Hore…... Oh, ya kalau boleh tahu habis ini kita kemana lagi? “
Putih :
“Tenang saja, kejutan ya.”
“”””
Sien :
Di sebuah sanggar tari, yang tempatnya tidak terlalu besar.
Putih :
“Kita sudah bisa mengikutin loh, padahal kita baru mendaftar.”
Merah :
“Mari kita naik ke panggung.”
Merah :”Bagaimana
kalau kita adakan lomba tari daerah
untuk acara 17 Agustusan di
sekolah kita, seperti yang dilakukan oleh sekolah
Putih.”
Rani :”Bagus
sekali Put idemu. Kalian cepat sekali belajarnya.”
Merah dan Putih:”Oh ya? Makasih ya.”
Rani :”Seru
juga ya.”
Merah dan Putih: “Lebih seru dari
Korea kan?”
Putih :”Rani
badannya cukup gemulai juga.”
Merah :”Ternyata
ada bakat terpendam juga ya, Ci”
Rani :”Benaran
nih.”
Instruktur :”Untuk latihan nari hari ini, kita
sudahin dulu ya. Terima kasih semuanya sudah semangat sampai akhir latihan.”
“”””
Guru :”Baik anak-anak tutup
bukunya. Sudah pukul 02 lewat, kelas kita hari ini sampai di sini dulu.”
Ketua kelas :”Berdiri. Bersiap, beri salam. Selamat siang, Bu. “
Guru :”Selamat
siang. Dan Assamu’alaikum Wr Wb.” (Seraya meninggalkan kelas)
Suci :”Put,
pr kita cuma dua kan? Biologi dan Matematika.
Putih :”Iya benar sekali.” (Sambil
memasukkan buku yang ada di mejanya). ”Mudah-mudahan di bulan puasa nanti, kita
bisa lebih baik lagi ya.”
Suci :”Iya. Amin.”
Putih :”
Terus harus banyak nambah ilmu agama.”
Suci :”Apa
benar kita dianjurkan untuk bersedekah waktu lapang maupun sempit?”
Putih :”Benar
sekali. Buka QS. Ali Imran 3:133-134.”
Suci :”QS. Ali Imran ya?, mulai
dari sekarang kita harus ikut pengajian setiap minggu sekali. Bagaimana?.”
Putih :” “Boleh. Nah itu dia, hari ini hari Jumat, berarti ada pengajian.
Kalau begitu kita mulai dari hari ini saja. Mau…”
Suci :”Mau.”
Narator :Di ruang pengajian, masih sedikit
yang datang. Sebenarnya ruangan yang dipakai adalah ruangan kelas, tetapi lebih
terasa adem karena suasananya begitu religius. Tak terasa Merah dan Rani
sudah menunggu lima belas menit. Dan ruangan
pun sudah terisi para wanita yang kebanyakkan memakai jilbab, jika tidak yang
lain sudah siap dengan kerudungnya. Yang memakai jilbab termasuk Merah dan Rani.
Suci : “Kok enggak ada prianya ya?”
Putih :”Pengajian ini memang khusus
wanita, karena para pria di hari Jumat sudah menegakkan sholat jumat. Jadi,
pengajian khusus pria diadakan di hari kamis juga bukan di kelas, tetapi di
musala kita, Ki.”
Suci :”Maunya tadi kita ajak yang
teman kita yang lain, jadi lebih rame.”
Putih :”Tssst…, sekarang sedang
pembacaan Al-Quran.”
Suci
dan Putih :Tafakur mendengarkan seorang
ikhwan membacakan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 191. (Terdengar seorang siswi
membaca Al-Quran dengan merdu dan baik ilmu tajwidnya)
Moderator :”Sekarang telah hadir pembicara kita
ustadjah Siti Aisyah, Lc tamatan dari Kairo. Sekarang menjadi dosen dan sudah
memiliki dua orang putra dan satu orang putri. “
Ustadjah :”Benar sekali. Kita sebagai manusia
tidak boleh lupa dengan pencipta kita, Allah SWT. Dimana arti ayat tadi adalah
‘(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia; Maha suci Engkau , lindungilah kami dari azab neraka.”
Narator :Pengajian demi pengajian setiap
minggunya dilaksanakan terus, sampai bulan puasa tiba. Semakin hari semakin
banyak pesertanya. Merah dan Rani tidak pernah absen. (Ditayangkan suasana
pengajian yang semakin hari semakin ramai).
“”””
Sien : Di taman SMK Putih, yang asri
dan tertata rapi. Sekitar 7 orang duduk berdekatan untuk membicarakan kegiatan
yang akan diadakan.
Ketua :”Jadi persiapan perlombaan kita
untuk 17 Agustusan antara lain tari daerah, lomba orasi, lomba pakaian pahlawan sudah hampir memasukin
babak final. Bagaimana ibu sekretaris? ”
Merah :”Iya benar. Untuk juri setiap
acara sudah dapat. Untuk tari daerah, setiap kelompok dari setiap kelas sudah
berlatih dengan giat. Semua sudah berjalan dengan rencana. Untuk biaya
instruktur tari, dananya sudah dicairkan oleh pihak komite sekolah dan kepala
sekolah dana. Selanjutnya akan dijelaskan sendiri oleh bendahara.”
Rani :”Bukan hanya itu biaya untuk
publikasi, dokumentasi, peralatan sudah cair juga
dari sponsor kita. Syukurlah, kegiatan kita
ini banyak didukung oleh bapak kepala sekolah dan penanggung jawab kita
sendiri, Bapak Abdullah dan Bapak Rudi.”
“”””
Sien :”Di aula SMU Merah yang
besar.”
Putih :”Ayuk, kita tidak boleh
ketinggalan dengan sekolah lain. Pengurus dan anggota harus bekerja bahu
membahu untuk mensukseskan acara kita ini. Setuju?” (Merah bertugas sebagai
moderator)
Peserta
rapat :”Setuju.”
Ketua :”Baiklah kalau begitu bagaimana
dengan ketua tim acara, apakah sudah siap Adit? “
Adit :”Tari daerah siap ”
Ketua :”Suci”
Suci :”Baca puisi siap.”
Ketua :”Tika.”
Tika :” Busana muslim siap.”
Ketua :”Baiklah berarti sudah siap
semua, tapi sebelumnya kita berterima kasih dengan ketua periklanan kita, Putih,
yang sekaligus moderator kita hari ini.”
Putih :”Terima kasih kembali. Hanya
saja ada yang ingin saya sampaikan. Sebaiknya kita tetap bisa membagi waktu
antara belajar, kegiatan dan ibadah, apalagi ini bulan puasa.”
Ketua :”Benar sekali. Oh ya, karena ini
sudah azan zuhur. Bagi panitia yang beragama muslim,kita sholat berjamaah yuk
di musala.”
“””
Sien : Di musala yang kecil dan
teduh, diramaikan oleh siswa-siswa yang akan bersegera ke ampunan Allah.
Putih
dan Suci: (Menegakkan sholat berjamaah)
Putih
dan Suci: (Selesai sholat, mereka berdua dan siswa lain yang ada di musala ikut
tadarusan.)
“””
Sien:
Tampak lapangan sekolah Merah dan Putih, dan di beberapa sekolah lainnya juga.
Terdengar lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh seluruh hadirin upacara bendera
pada tanggal 17 Agustus . Suasana terasa khidmat. Pasukan pengibar bendera
begitu terlatih dan rapi melaksanakan tugasnya. Bendera sangsaka merah putih
pun dikibarkan. Para hadirin memberi hormat dengan posisi sempurna.
Narator :Setelah upacara langsung digelar
perlombaan di sekolah Merah dan Putih. lomba tari daerah yang pertama diadakan
di sekolah Merah. Para siswa antusias sekali menonton perlombaan.
Protokol : Peserta pertama dari kelas II-3,
tarian daerah yang dibawakan adalah dari daerah Sulawesi. Mari kita sambut penampilan
mereka. Waktu dan tempat kami persilakan.(Para siswi kelas II-3 naik ke atas
pentas dengan berpakaian adat yang lengkap dari daerah Makassar, tepat setelah
dipersilakan oleh protokol yang memakai pakaian pahlawan, lalu mereka
membawakan tarian kipas dari Makassar.)
Narator :Sedangkan di sekolah Putih yang pertama diadakan adalah lomba
orasi. Para penonton bersorak karena kegirangan dan tidak sabaran melihat
peserta melakukan orasinya.
Peserta
pertama: “Di masa reformasi ini, kita tidak boleh kebablasan saudara-saudari.
Kita boleh berbicara atau mengemukakan pendapat, tetapi harus dipikirkan baik
buruknya, tidak hanya mewakilin
kepentingan pihak tertentu, tetapi lakukan karena rakyat. Sekali merdeka tetap
merdeka. Merdeka!!!”
Narator : Perlombaan berlangsung meriah,
meskipun sedang puasa para siswa tetap semangat. Acara demi acara berlanjut
dari lomba tari daerah, lomba orasi, lomba pakaian daerah, lomba busana muslim,
dan sampai dengan lomba baca puisi. Para peserta orasi, ada yang memakai
pakaian pahlawan, ada juga yang memakai seragam sekolah. Para juri menjadikan
itu sebagai penilaian. Dewan juri terlihat serius dan sedikit tegang. Lomba
pakaian pahlawan terlihat apik sekali. Yang peserta cowok terlihat gagah
sekali. Sedangkan lomba busana muslim, yang diadakan untuk menghormatin bulan
puasa, serta agar siswa tidak terlalu berpakaian vulgar nantinya, diikutin oleh
pria dan wanita. Tampak hampir semua peserta sudah mempersiapkan diri dengan
baik, karena busana yang dikenakan begitu mengesankan. (Ditayangkan
berganti-ganti antara SMK si Merah dan SMU si Putih, yang sedang mengadakan
lomba. Lomba yang ditayangkan disesuaikan dengan apa yang sedang disebutkan
oleh narator)
Protokol :”Pembacaan puisi akan dibawakan
oleh siswa kelas I-5, Juli, yang berjudul Krawang Bekasi.”
Juli :”Krawang bekasi ….”
“”””
Sien :Di rumah si kembar Merah
Putih. Rumahnya tidak besar dan tidak pula kecil. Rumah Merah Putih ada kolam
ikannya. Rumahnya klasik. Di dalamnya terdapat ornament-ornamen budaya.”
Narator :Sesampainya Merah dan Putih di
rumah mereka yang berbahagia dan ceria.
Mereka langsung mandi
dan berganti pakaian rumah. Tiba-tiba terdengar suara ibu memanggil.
Ibu :”Ayuk, cepat ke ruang
makan. Bentar lagi bedug.”
Merah
dan Putih : “Oke, Bu.” (Merah dan
Putih berjalan cepat menuju meja makan yang ada di ruang makan.)
Bapak :”Acaranya sudah selesai?”
(Tanya Bapak setelah Merah dan Putih duduk di meja makan)
Putih :”Belum pak, besok dilanjutkan
kembali.”
Merah :”Kalau kami sudah selesai.”
Ibu :”SMK nya Merah masuk TV
loch tadi pagi.”
Putih :”Waw keren.”
Ibu :”Anak SMK bagian otomotif.
Ada juga yang cewek diinterview. Yang cowok anaknya sepertinya baik sekali.
Tutur katanya lembut”
Bapak :”Sesuai dengan namanya. Siapa
Bu namanya?”
Ibu :”Bud, bud, bud...”
Putih :”Ah Ibu lucu deh. Entar Merah
marah Bu.”
Merah :”Namanya Budi Pratama. Kapan
ditayangkan?”
Bapak :”Kok tahu? Setelah acara
interview bersama paskibraka”
Merah
dan Putih:”Oohhhh...”
Bapak :”Ech, sudah bedug mari kita
berbuka.” (Mereka pun berbuka dengan wajah
Senang dan puas)
Merah :”Bu, semoga hasil karya mereka
laku di pasaran ya Bu.”
Bapak,
Ibu, dan Putih:”Amin ya robbal ‘alamin.”
Merah :”Amin. Insya Allah. Man jadda wa
jadda.”
“””””
Sien : Di laboratorium tempat
anak-anak otomotif menjalankan prakteknya.
Merah :”Bud, ada kejutan buat kalian.”
Budi :”Kejutan apa?”
Merah :”Dua kejutan sekaligus. Kejutan
pertama, silakan masuk. Inilah dia pasangan serasi.”
Gatot
dan Rani : (Masuk dengan memakai pakaian
adat Jawa ala Gatot Koco dan Srikandi)
Budi
dan teman-teman satu laboratorium bertepuk tangan.
Merah :”Satu dua tiga”
Gatot
dan Rani :”Aku cinta Indonesia. Hidup
Indonesia.”
Budi :”Wah, sudah cocok jadi duta
pariwisata. Besok pakaian adat mana lagi?”
Merah :”Tunggu dulu. Kejutan kedua.”
Putih :(Muncul dengan memakai pakaian
seragam SMU, didampingin Suci)
Budi
dan yang lain: “Ini dia Merah Putih, kembar tapi tak sama.” (Tertawa)
Rani
dan Suci :”Mau pilih yang mana?”
Budi :”Hmmh, kalau aku mau yang
double chocolate.”
Merah
dan Putih:”Bukan double white, bukan double chocolate, tetapi Merah Putih.”
(Serentak)
Catatan
Penutup:”Selamat Dirgahayu Indonesia yang ke-67. Semoga Indonesia semakin
jaya.”
(Didendangkan lagu Padamu Negeri)
“SELESAI”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar