Selasa, 02 September 2014

Skenario "Jika Pemain Bola Jatuh Cinta Dengan Gadis Manis"



JIKA PEMAIN BOLA JATUH CINTA DENGAN GADIS MANIS.
Gerard             :“Ello rambutmu bagus deh.”
Ello                  :“Emang dari sononya.”
Gerard             :“Keriting kayak brokoli. Nyesal juga aku ngelurusin rambut. “
Ello                  :“Ah masak sih.”
Sien 1: Pembicaraan terhenti ketika pelatih meniup peluit. Ello dan Gerad ke ruang ganti bersama teman-teman yang lain. Mereka berbenah dengan cepat. Gerad paling belakangan.  Gerard melihat seorang gadis cantik yang imut. Dalam hati Gerard dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun, sayangnya perempuan itu cepat berlalu tanpa mengatakan apa-apa, dan pergi mendekati pelatih.
Ello                  :“Siapa wanita yang super itu? Berani dekatin pelatih kita.”
Ragil                : “Ada superman dunk di sini.”
Gerard             : “Superman superman suupermaaan,” seraya  memainkan kedua tangannya,
                              mengarahkannya ke Ello. 
Ello                  : “Kalau begitu aku mau jadi superman. “
Gerard             : “Ayo keriting latihan yang serius,” perintah Gerard menirukan logat pelatih,
                             membuat Ello dongkol. 
Di lapangan Gerard benar-benar serius berlatih, dalam lamunannya terbayang wajah para pemain kelas dunia ,salah satunya  David beckham . Tepat sebelum menendang bola , Gerard tersenyum.
Gerard             : “Akurasi. Akurasi,” dalam hati Gerard berkata, “tidak boleh terlalu diporsir. Pelatih                   : “Latihan pemanasan harus dilakukan dengan baik.”
Pemain            : “Sudah pak,” Pelatih pun mengacungkan jempol.

Para pemain begitu semangat mengikuti latihan. Pelatih mereka memang terkenal bertangan dingin.  Gerard masih memperhatikan wanita tadi yang sedari tadi duduk di bangku. Membuat latihan kali ini tidak terasa. Para pemain pun balik ke kamar ganti setelah selesai berlatih. Gerard berjalan dengan tenang dan sambil mencolek Ello. Pemain lainnya tertawa.

                                                                        “”””
Sien 2: keesokkan harinya di lapangan yang sama. Para pemain dikenalkan oleh pelatih kepada
wanita imut yang membuat Gerard terpana. Ternyata wanita imut dan cantik itu adalah anak
angkat pelatih dan akan membantu pelatih di lapangan dan akan menjadi asisten pelatih.    
Ello                  :“Sudah enggak usah dipelototin, langsung aja kenalan sana,” sambil melototin  
                           Gerard.
Mehdi              : “Kan sudah  dikenalin tadi. Kita sudah tahu bahwa dia anak angkat pelatih kita.
                             Sekarang tugasnya ngebantu pelatih.,” kata Mehdi dengan kalem.
Ello                  : “Kayaknya ada saingan nih,” sambil melirik Gerard, “ Pasti dirimu sudah tertarik
                             juga dengan si imut itu?” bertanya kepada Mehdi. “Nah kalau diam berarti
                            iya,” Ello langsung menutup mulutnya agar tidak kedengaran dengan Gerard.   
            Mereka melanjutkan latihan dengan serius. Pemanasan dilakukan dengan mengikuti metode yang baik. Melewati rintangan dan belajar mengoper dengan tepat.  Mira pun berdiri dan sesekali berjalan di belakang pelatih.             Gerard semakin gelisah melihat salah satu pemain sedang berada di dekat si cantik.  Mereka semakin dekat saja.
Ello                  : “ Saatnya untuk berganti pakaian ,” Ello menarik tangan Gerard. Gerard pun
                             beralih perhatiannya.   

“”””
Sien 3  : Kalender berganti dari bulan Mei ke Juli,  kemudian Gerard mendapat kesempatan untuk lebih dekat dengan Mira, setelah selesai berlatih di bangku yang terletak dekat lapangan.
Gerard             : “Hmmh, Marimar….”
Mira                : Memandang binggung
Gerard             : “Ah siapa? Mira saaa….”
Mira                : “Apa impianmu?”
Gerard             : “Aku ingin melihat Indonesia masuk piala dunia.”
Ello                  : “Weih yang pdkt,” Ello berbisik dan duduk di samping Gerard.
Gerard             : “Kamu ganggu aja,” kata Gerard sambil berbisik pula.
Ello                  :”Udah langsung aja. Aku aja yang bilang. Ntar diambil orang. Gerard itu suka
                         sama kamu. Dia mau jadi pacar kamu,” langsung Gerard menutup mulut
                         kawannya. Bertepatan Mira menerima telepon.
Mira                :” Hallo…Ronny?”
Ello                  : Sambil berbisik, “Bukannya benar?”
Gerard             : “Iya, tetapi biar aku saja yang mengungkapkan. Kalau ganggu lagi lebih baik
                          kamu main bola kembali sana. Akan kuusulkan kau enggak boleh istirahat. Main
                         terus. Mau?” sambil melotot.
Mira                : “Ada yang mau aku kenalin.”
Gerard             : “ Siapa saaa…?” Gerard menutup mulutnya. Ingat belum bisa bilang sayang.
                          Perasaannya semakin enggak menentu. Harap-harap cemas.
Mira                : “Bentar lagi  dia datang. Itu dia,” Gerard langsung bengong dan kakinya lemas.
Ello                  : “Siapa ini?” Ello seperti ingin membela temannya.
Mira                : “Kenalkan ini pacarnya, Mira.”
Ello                  : “Kayaknya cowok ini kepedean kali. Enggak takut sama….,” kata Ello pelan-
                         pelan ketika Mira sedang berbicara dengan pacarnya. Gerard menahan diri dan
                         bersalaman dengan pria tersebut. Setelah itu Mira dan Ronny  seru sekali
                         menonton pertandingan.
Sien 4  : Di bangku penonton Mira dan Ronny sedang asyik menonton Gerard dan kawan-kawan. Mereka menyemangati. Keduanya antusias sekali. Hari demi hari berlalu, Gerard belum juga mampu mengungkapkan perasaannya. Gerard hanya bisa menahan diri melihat pujaan hatinya jalan dengan pria lain. Di bangku penonton, Gerard dan Ello absen. Mereka melihat Mira duduk di bangku official.
Ello                  :”Gerard, aku lihat kau tak kunjung mencari penganti. Sob, masih banyak wanita
                          lain.
Gerard             : “Tsst. Aku yakin suatu saat dia akan menerimaku.”
Ello                  : “ Iya tapi jangan diam aja juga. Berusaha. Banting tulang kek gitu.”
Gerard             : “Booleh juga usulmu, tetapi sebenarnya aku sudah capek juga.”
Ello                  : “ Naah itu dia, bagaimana kalau kita berjalan-jalan. aku kenalin dengan
                           temanku sesama atlet. Bagaimana?”
Gerard             :”Boleh, boleh juga.”
Ello                  :” Bagaimana kalau besok.”
                                                            “”””
Sien 5: Besoknya setelah selesai berlatih. Mereka berjumpa dengan gadis manis di suatu restoran.
Ello                  : “Gimana coy? Maniskan anaknya,” seraya melambaikan tangannya ke arah                       
                         seorang gadis.  Gerard tidak menjawab. Gerard tidak bersemangat.
Gerard             :”Bagaimana kalau selesai makan kita langsung pulang,”  melototin sohibnya
                          sambil memelas, dan wanita yang ditunggu pun sudah di depan meja mereka.  
                          Mereka berdua berdiri dan bersalaman.
Gerard             :”Gerard,” dan Ello tersenyum melihat reaksi temannya.
Fani                 :”Fani”
Ketika makan Gerard berusaha mengendalikan diri dan bertanya tentang pekerjaan. Gerard                  :”Sekarang ada permainan chessboxing ya?
Fani                 :”Iya sudah cukup lama dari ….,” sambil memesan makanan.
Ello                  :”Tidak usah sungkan-sungkan. Ada yang traktir,” dan Ello menyenggol  sohibnya.
Fani                 :”Sebenarnya pemain sepak bola pasti harus mengatur makanan. “
Gerard             :”Ya itulah atlet.”
Fani                 :”Iya bukan karena mau terlihat sexy.”
Ello                  :”Tetapi aku sih memang sexy,” Ello menyenggol tangan Gerard.  “Hi mira, “ yang
                          disapa cuma tersenyum. “Kok beda?” Lalu Mira yang sebenarnya masuk dengan
                         pacarnya. “Loh itu kan Mira. Jadi yang tadi?”
Fani                 :”Ada apa? Kembar ya?”
Ello                  :” Mungkin, kami juga tidak pernah diberitahu,” Gerard merah padam.
Gerard             :”Tidak menyangka kita bisa berjumpa di sini,” setelah Mira sudah di depan.
Mira                :”Weih, Gerard kenalin dunks,” Gerard salah tingkah.
Gerard             :”Oh iya Kenalin ini Fani. Dia atlet juga. “
Fani                 :”Bagaimana kalau kita gabung di sini saja,” saran Fani.
Mira                :Mira memandang kekasihnya, Rony. Rony mengangguk. Mira pun melambaikan
                       tangannya ke adiknya. “Kenalkan  ini Miranti kembaranku. Dia
                        baru dari Bandung.
Ello, Gerard, dan Fani: “Oooh.” (serentak)
 Miranti           : Melihat Gerard terus. Gerard merasa risih. Gerard tidak terpana dengan
                           kembarannya. Gerard merasa ada banyak perbedaan antara mereka. Gerard pun
                        menahan diri karena melihat kemesraan antara Mira dan pacarnya.
Gerard             :”Suatu saat nanti pasti ada yang bisa mengantikan Mira  di hatinya atau bisa saja
                         Mira suatu saat nanti memilihnya.” (Berkata-kata dalam hati) Namun, karena 
                        sayangnya dengan Mira, Gerard ingin melihat Mira bahagia . Bahagia dengan
                         orang yang dia cintai. Tidak ada maksud untuk merusask hubungan Mira. Melihat
                        Mira tersenyum saja bagi Gerard sudah cukup.
Mira                :Memandang Gerard. Seolah-olah dia mendengar kata-kata pria itu di dalam
                        hatinya. Mereka pun pandang-pandangan dalam beberapa detik. Mira
                        mengalihkan perhatiannya. Mira menjaga sikap.

                                                             “”””
Sien 6  : Gerard pun fokus dengan pertandingan. Dia bertekad akan membawa klubnya naik ke divisi I. dia berlatih dengan baik. Apalagi dia selalu bisa berjumpa dengan Mira, maka dia pun selalu semangat. Mereka fokus dengan satu tujuan mereka, yaitu divisi utama. Tim Sukma Jaya berdiskusi di dalam ruangan.  Semua pemain serius mendengarkan.
Gerard             : “Strategi ini harus kita ubah, karena strategi kita sudah dibaca oleh lawan,”
                            saran Gerad kepada pelatih.
Mira                :”Benar. Strategi yang menjadikan kita lebih baik dari lawan. Kita juga tidak boleh
                             membiarkan lawan mendikte kita. “
Pele                 :”Semua harus berpikir bagaimana caranya menang dengan cara sportive.”

Pelatih             :”Benar sekali katamu Pele. Dalam olahraga tidak boleh lupa, kata “Sportifitas”
                           dan harus diterapkan. Baik-baik melihat skill dan kematangan penguasaan di
                           lapangan. Tim kita sebaiknya menggunakan strategi 3-5-3.” (Pelatih mengambar  
                          skema di papan white board)
Mereka pun berlatih dengan percaya diri dan mereka selalu  menjaga stamina. Hasilnya pertandingan demi pertandingan dilewati dengan sempurna. Kebobolan bisa diminimalisir dan memasukkan bola dengan lebih banyak. Gerard sering mendapat assist. Tibalah pada pertandingan yang menentukan untuk ke divisi pertama.
Mira                : “Gerard kamu pasti bisa”
Gerard             :”Terima kasih. Kau juga jangan lupa menyemangati teman-teman lainnya.”
Mira                :”Ok kau juga. Sesama pemain juga harus.”
Gerard             :”Divisi utama harus!!! Semoga mencetak gol.” (Gerard menyemangati dirinya
                            sendiri.)
Semuanya       :”Semoga.”
Sien7: Percakapan yang terjadi sebelum pertandingan memberi dampak yang baik. Pelatih pun tidak menyerah menyuntikkan semangat kepada  anak-anaknya.
Pelatih             :”Tidak boleh menyerah sampai detik-detik   penghabisan. Namun, kalian harus
                            ingat agar kalian bisa menjaga diri dari cedera. “
Pertandingan pun dimulai . Gerard langsung mencuri perhatian. Baru saja 10 menit sudah bisa mencetak gol.
Komentator     :”Iya iya dari depan ke samping, ya Gerard mendekati gawang, ya  gooooolllllll.”
Mira                :’Waah, sudah 10 goal pembuka yang diciptakan Gerard. (Ucapnya dengan sang pelatih.)
 Asisiten pelatih:”Jika Gerard bisa mencetak hattrick, dia akan menjadi top scorer.”
Pelatih             :” Amin. Kita doakan saja.  Aku yakin anak ini bisa. “
Possession ball terus dipegang kendali oleh tim gerad, tetapi sampai habis babak pertama belum ada tercipta gol lagi dari kedua kubu. Di dalam kamar ganti, pelatih kembali menyuntikkan semangat.
Pelatih             :’’Kita harus memiliki perubahan tahun ini. Itu tujuan kita. Perjuangan ini
                            memang tidak mudah.
Pertandingan babak kedua dimulai. Gerard semakin meningkat permainannya. Penonton dan official semakin bersemangat menyaksikan jalannya pertandingan.
Komentator                 :”Kedua kubu memberikan permainan terbaik mereka. Kita lihat apa tim
                                        Sukma Jaya akhirnya bisa masuk ke divisi utama.”
Komentator2               :”Ya, yang menarik adalah tim Sukma Jaya bermain selalu konsentrasi dan
                                        pertahanannya sangat disiplin. Mereka bermain benar dengan
                                        hati.”
Komentator                 :”Ini yang membuat tim lawan kehabisan energy. Ini tantangan.”
Komentator2               :”Ya, Mehdi memberi umpan. Namun, terlalu jauh. Gerard mengambil
                                         tendangan pojok.”
Komentator                 :”Belum menghasilkan gol. Sebentar lagi paaasti. Gelar individu juga
                                         menjadi penyutik semangat.”
Komentator2               :”Gooooool, di menit 57 Gerard mecetak gol keduanya, pemirsa.”
Komentator                 :”Gerard berhasil memanfaatkan bola mati dari tengah. Berhasil menge-
                                         coh kiper.”
Penonton dan official melompat-lompat kegirangan.
Pelatih                         :”Bagus bagus sekali.” ( Pelatih mengepal kan tangannya, melihat ke arah
                                          Gerard, yang sedang tersenyum ke arah Mira. )
Mira                            :Mira spontan mengangkat tangannya dan jari telunjuknya, dan diikuti
                                          oleh semua official.
Gerard                         :Cepat merespon dengan mengangguk.
Mira                :Memandangi terus Gerard. Dia mulai menyadari bahwa Gerard menyukainya.
                            Ternyata Gerard pandai menyembunyikan perasaannya. “Apa aku yang terlalu
                            sibuk mengurusi bola, sehingga tidak peka.” (Kata Mira dalam hati.) “Cepat-
                            cepat. Oper-oper. Mehdiii. Oper.”
Mehdi              :Mengoper bola dari Bambang ke Gerard, yang sedang menunggu di depan.
Gerard             :Masih gagal.
Leo                  :Kiper melambai-lambaikan tangannya untuk mengingatkan agar barisan depan
                           tetap semangat.
Gerard             :Tidak mau egois memberikan ke Vicky.
Vicky                :Merasa tidak yakin bisa memasukkan bola. Vicky mengoper ke Gerard.
Gerard             : Tidak menyia-nyiakan. Gerard yang berada hampir segaris dengan gawang menendang bola dan berhasil. Gerard melompat-lompat karena berhasil mengejar prestasi indvidunya.
            Pertandingan menyisakan waktu 3 menit lagi. Gerard masih tetap fokus, seolah-olah masih baru mulai bertanding. Tim Sukma Jaya hari itu menunjukkan performa 100%
Komentator2   :”Tim lawan kewalahan dengan gol-gol Gerard, top scorer musim ini.”
Komentator     : “Performa 100% yang dimiliki  tim Sukma Jaya luar biasa. 3 gol tanpa balas.”
Komentator2   : “Goooooool. Luar biasa luar biasa. 4  gol Gerard Ahmadi. Rekor rekor baru.
                             Divisi utama tercapai. Bravo bravo tim sukma jaya.”
Komentator2   :”Hampir dari setengah lapangan, pemain muda dengan skill kelas dunia”
Komentator     : “Benar-benar. Saya setuju.”

                                                                        “”””
Sien 8: Seminggu kemudian Gerard sedang duduk santai di bangku official.  Zulkarnaen  datang.
Zulkarnaen      :” Permainan tenis kamu bagus juga. Minggu depan kita keluar ajak Ello yuk.”
Gerard             :”Ajak aja. Biar aku bisa mengangi rambutnya .”
Zulkarnaen      :”Hahahaha, ada kabar gembira buat kamu.”
Gerard             :” Enggak percaya.”
Zulkarnen        :” Kalau kamu dengar. Kamu lebih enggak percaya lagi.”
Gerard             :”Kalau begitu aku mau mendengarkan.”
Zulkarnaen      :”Si mira sekarang sudah enggak punya pacar. Dia putus . Kesempatan bagus
                            sob.”
Gerard             :”Apa?” Wajah Gerard antara sedih dan senang. Dia percaya dengan temannya
                            itu.
Kemudian Mira dan Miranty datang. Gerard langsung percaya, karena wajahnya
Mira lesu.
Miranty           :Hi Gerard ,  aku masih ingat gol-gol kamu loh.”
Gerard             :” Oh ya? Terima kasih.” (Gerard tampak sungkan. Untung Gerard langsung ingin
                            menghibur Mira.) “Biar kamu enggak sedih, kita nonton bareng yuk. Kita
                            temanan saja dulu, enggak boleh terlalu sedih.” Miranty merenggut dan tahu
                           Gerard sangat menyukai Mira.
Mira                : “Bisa bicara empat mata?”
Zulkarnaen      : Mengajak Miranty pergi dan menghampiri Leo dan kawan-kawan. Maka tinggal Gerard dan Mira yang ada di bangku official.  
Mira                :  “Aku mau nanya sesuatu pribadi. Boleh?”
Gerard             :”Silakan Mii..Marimar”
Mira                :”Hahhahha. Mengapa kamu menyembunyikan perasaanmu?” (Gerard sedang
                            mengumpulkan tenaga untuk menyatakan perasaanya.)
Gerard             :”Apakah kamu mau jadi pacarku?”
Mira                :Terkejut. “Aku mau.”
Gerard             : “Yees. Kencan pertama kita kemana saa sayang? Kita nonton saja ya. Ayah dan ibuku suka pergi nonton berdua. ”
Mira                :”Eksekusimu cepat sekali. Jadi, kita akan menemani mereka. Tidak
                             menganggu?”
Gerard             : “Tidak saaayangku yang manis. “ (Memegang tangan Mira.)
Semua pemain: Senang dan dari kejauhan bersorak “Horeee.” Termasuk Miranty.

                                                                        “”””
Sien 9:Kencan pertama Mira memakai  rok khas orang Brazil dengan sepatu yang tidak terlalu tinggi. Gerard memakai pakaian casual dengan kaos hijau dan jeans biru. Ayah dan ibu Gerard dikenalkan kepada Mira. Mereka senang sekali. Mereka duduk berderetan di bioskop. Gerard dan Mira sudah menjadi sepasang kekasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar