JIKA PEMAIN BOLA JATUH CINTA DENGAN GADIS MANIS.
Gerard :“Ello rambutmu bagus deh.”
Ello :“Emang
dari sononya.”
Gerard :“Keriting kayak brokoli. Nyesal juga aku ngelurusin
rambut. “
Ello :“Ah
masak sih.”
Sien 1: Pembicaraan terhenti ketika
pelatih meniup peluit. Ello dan Gerad ke ruang ganti bersama teman-teman yang
lain. Mereka berbenah dengan cepat. Gerad paling belakangan. Gerard melihat seorang gadis cantik yang
imut. Dalam hati Gerard dia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun,
sayangnya perempuan itu cepat berlalu tanpa mengatakan apa-apa, dan pergi
mendekati pelatih.
Ello :“Siapa
wanita yang super itu? Berani dekatin pelatih kita.”
Ragil :
“Ada superman dunk di sini.”
Gerard : “Superman superman suupermaaan,” seraya memainkan kedua tangannya,
mengarahkannya ke
Ello.
Ello :
“Kalau begitu aku mau jadi superman. “
Gerard : “Ayo keriting latihan yang serius,” perintah Gerard
menirukan logat pelatih,
membuat Ello dongkol.
Di lapangan Gerard benar-benar serius
berlatih, dalam lamunannya terbayang wajah para pemain kelas dunia ,salah
satunya David beckham . Tepat sebelum
menendang bola , Gerard tersenyum.
Gerard : “Akurasi. Akurasi,” dalam hati Gerard berkata, “tidak
boleh terlalu diporsir. Pelatih :
“Latihan pemanasan harus dilakukan dengan baik.”
Pemain : “Sudah pak,” Pelatih pun mengacungkan jempol.
Para pemain begitu semangat mengikuti
latihan. Pelatih mereka memang terkenal bertangan dingin. Gerard masih memperhatikan wanita tadi yang
sedari tadi duduk di bangku. Membuat latihan kali ini tidak terasa. Para pemain
pun balik ke kamar ganti setelah selesai berlatih. Gerard berjalan dengan
tenang dan sambil mencolek Ello. Pemain lainnya tertawa.
“”””
Sien 2: keesokkan harinya di lapangan
yang sama. Para pemain dikenalkan oleh pelatih kepada
wanita imut yang membuat Gerard
terpana. Ternyata wanita imut dan cantik itu adalah anak
angkat pelatih dan akan membantu
pelatih di lapangan dan akan menjadi asisten pelatih.
Ello :“Sudah
enggak usah dipelototin, langsung aja kenalan sana,” sambil melototin
Gerard.
Mehdi :
“Kan sudah dikenalin tadi. Kita sudah
tahu bahwa dia anak angkat pelatih kita.
Sekarang tugasnya
ngebantu pelatih.,” kata Mehdi dengan kalem.
Ello :
“Kayaknya ada saingan nih,” sambil melirik Gerard, “ Pasti dirimu sudah tertarik
juga dengan si imut itu?” bertanya kepada
Mehdi. “Nah kalau diam berarti
iya,” Ello langsung
menutup mulutnya agar tidak kedengaran dengan Gerard.
Mereka melanjutkan latihan dengan
serius. Pemanasan dilakukan dengan mengikuti metode yang baik. Melewati
rintangan dan belajar mengoper dengan tepat.
Mira pun berdiri dan sesekali berjalan di belakang pelatih. Gerard semakin gelisah melihat salah satu
pemain sedang berada di dekat si cantik. Mereka semakin dekat saja.
Ello :
“ Saatnya untuk berganti pakaian ,” Ello menarik tangan Gerard. Gerard pun
beralih
perhatiannya.
“”””
Sien 3 : Kalender berganti dari bulan Mei ke Juli, kemudian Gerard mendapat kesempatan untuk
lebih dekat dengan Mira, setelah selesai berlatih di bangku yang terletak dekat
lapangan.
Gerard : “Hmmh, Marimar….”
Mira :
Memandang binggung
Gerard : “Ah siapa? Mira saaa….”
Mira :
“Apa impianmu?”
Gerard : “Aku ingin melihat Indonesia masuk piala dunia.”
Ello :
“Weih yang pdkt,” Ello berbisik dan duduk di samping Gerard.
Gerard : “Kamu ganggu aja,” kata Gerard sambil berbisik pula.
Ello :”Udah
langsung aja. Aku aja yang bilang. Ntar diambil orang. Gerard itu suka
sama kamu. Dia mau jadi pacar kamu,” langsung
Gerard menutup mulut
kawannya. Bertepatan
Mira menerima telepon.
Mira :”
Hallo…Ronny?”
Ello :
Sambil berbisik, “Bukannya benar?”
Gerard : “Iya, tetapi biar aku saja yang mengungkapkan. Kalau
ganggu lagi lebih baik
kamu main bola
kembali sana. Akan kuusulkan kau enggak boleh istirahat. Main
terus. Mau?” sambil
melotot.
Mira :
“Ada yang mau aku kenalin.”
Gerard : “ Siapa saaa…?” Gerard menutup mulutnya. Ingat belum
bisa bilang sayang.
Perasaannya semakin
enggak menentu. Harap-harap cemas.
Mira :
“Bentar lagi dia datang. Itu dia,”
Gerard langsung bengong dan kakinya lemas.
Ello :
“Siapa ini?” Ello seperti ingin membela temannya.
Mira :
“Kenalkan ini pacarnya, Mira.”
Ello :
“Kayaknya cowok ini kepedean kali. Enggak takut sama….,” kata Ello pelan-
pelan ketika Mira
sedang berbicara dengan pacarnya. Gerard menahan diri dan
bersalaman dengan pria
tersebut. Setelah itu Mira dan Ronny seru sekali
menonton pertandingan.
Sien 4 : Di bangku penonton Mira dan Ronny sedang asyik menonton Gerard
dan kawan-kawan. Mereka menyemangati. Keduanya antusias sekali. Hari demi hari
berlalu, Gerard belum juga mampu mengungkapkan perasaannya. Gerard hanya bisa
menahan diri melihat pujaan hatinya jalan dengan pria lain. Di bangku penonton,
Gerard dan Ello absen. Mereka melihat Mira duduk di bangku official.
Ello :”Gerard,
aku lihat kau tak kunjung mencari penganti. Sob, masih banyak wanita
lain.
Gerard : “Tsst. Aku yakin suatu saat dia akan menerimaku.”
Ello :
“ Iya tapi jangan diam aja juga. Berusaha. Banting tulang kek gitu.”
Gerard : “Booleh juga usulmu, tetapi sebenarnya aku sudah
capek juga.”
Ello :
“ Naah itu dia, bagaimana kalau kita berjalan-jalan. aku kenalin dengan
temanku sesama atlet. Bagaimana?”
Gerard :”Boleh, boleh juga.”
Ello :”
Bagaimana kalau besok.”
“”””
Sien 5: Besoknya setelah selesai
berlatih. Mereka berjumpa dengan gadis manis di suatu restoran.
Ello :
“Gimana coy? Maniskan anaknya,” seraya melambaikan tangannya ke arah
seorang gadis. Gerard tidak menjawab. Gerard tidak
bersemangat.
Gerard :”Bagaimana kalau selesai makan kita langsung pulang,” melototin sohibnya
sambil memelas, dan
wanita yang ditunggu pun sudah di depan meja mereka.
Mereka berdua berdiri
dan bersalaman.
Gerard :”Gerard,” dan Ello tersenyum melihat reaksi temannya.
Fani :”Fani”
Ketika makan Gerard berusaha
mengendalikan diri dan bertanya tentang pekerjaan. Gerard :”Sekarang
ada permainan chessboxing ya?
Fani :”Iya
sudah cukup lama dari ….,” sambil memesan makanan.
Ello :”Tidak
usah sungkan-sungkan. Ada yang traktir,” dan Ello menyenggol sohibnya.
Fani :”Sebenarnya
pemain sepak bola pasti harus mengatur makanan. “
Gerard :”Ya itulah atlet.”
Fani :”Iya
bukan karena mau terlihat sexy.”
Ello :”Tetapi
aku sih memang sexy,” Ello menyenggol tangan Gerard. “Hi mira, “ yang
disapa cuma
tersenyum. “Kok beda?” Lalu Mira yang sebenarnya masuk dengan
pacarnya. “Loh itu kan
Mira. Jadi yang tadi?”
Fani :”Ada
apa? Kembar ya?”
Ello :”
Mungkin, kami juga tidak pernah diberitahu,” Gerard merah padam.
Gerard :”Tidak menyangka kita bisa berjumpa di sini,” setelah
Mira sudah di depan.
Mira :”Weih,
Gerard kenalin dunks,” Gerard salah tingkah.
Gerard :”Oh iya Kenalin ini Fani. Dia atlet juga. “
Fani :”Bagaimana
kalau kita gabung di sini saja,” saran Fani.
Mira :Mira
memandang kekasihnya, Rony. Rony mengangguk. Mira pun melambaikan
tangannya ke adiknya.
“Kenalkan ini Miranti kembaranku. Dia
baru dari Bandung.
Ello, Gerard, dan Fani: “Oooh.”
(serentak)
Miranti :
Melihat Gerard terus. Gerard merasa risih. Gerard tidak terpana dengan
kembarannya. Gerard
merasa ada banyak perbedaan antara mereka. Gerard pun
menahan diri karena
melihat kemesraan antara Mira dan pacarnya.
Gerard :”Suatu saat nanti pasti ada yang bisa mengantikan Mira di hatinya atau bisa saja
Mira suatu saat nanti memilihnya.”
(Berkata-kata dalam hati) Namun, karena
sayangnya dengan Mira, Gerard ingin melihat
Mira bahagia . Bahagia dengan
orang yang dia cintai. Tidak ada maksud untuk
merusask hubungan Mira. Melihat
Mira tersenyum saja bagi Gerard sudah cukup.
Mira :Memandang
Gerard. Seolah-olah dia mendengar kata-kata pria itu di dalam
hatinya. Mereka pun
pandang-pandangan dalam beberapa detik. Mira
mengalihkan
perhatiannya. Mira menjaga sikap.
“”””
Sien 6 : Gerard pun fokus dengan pertandingan. Dia bertekad akan membawa
klubnya naik ke divisi I. dia berlatih dengan baik. Apalagi dia selalu bisa
berjumpa dengan Mira, maka dia pun selalu semangat. Mereka fokus dengan satu
tujuan mereka, yaitu divisi utama. Tim Sukma Jaya berdiskusi di dalam ruangan. Semua pemain serius mendengarkan.
Gerard : “Strategi ini harus kita ubah, karena strategi kita
sudah dibaca oleh lawan,”
saran Gerad kepada
pelatih.
Mira :”Benar.
Strategi yang menjadikan kita lebih baik dari lawan. Kita juga tidak boleh
membiarkan lawan
mendikte kita. “
Pele :”Semua
harus berpikir bagaimana caranya menang dengan cara sportive.”
Pelatih :”Benar sekali katamu Pele. Dalam olahraga tidak boleh
lupa, kata “Sportifitas”
dan harus
diterapkan. Baik-baik melihat skill dan kematangan penguasaan di
lapangan. Tim kita sebaiknya
menggunakan strategi 3-5-3.” (Pelatih mengambar
skema di papan white board)
Mereka pun berlatih dengan percaya
diri dan mereka selalu menjaga stamina.
Hasilnya pertandingan demi pertandingan dilewati dengan sempurna. Kebobolan
bisa diminimalisir dan memasukkan bola dengan lebih banyak. Gerard sering mendapat
assist. Tibalah pada pertandingan yang menentukan untuk ke divisi pertama.
Mira :
“Gerard kamu pasti bisa”
Gerard :”Terima kasih. Kau juga jangan lupa menyemangati teman-teman
lainnya.”
Mira :”Ok
kau juga. Sesama pemain juga harus.”
Gerard :”Divisi utama harus!!! Semoga mencetak gol.” (Gerard
menyemangati dirinya
sendiri.)
Semuanya :”Semoga.”
Semuanya :”Semoga.”
Sien7: Percakapan yang terjadi
sebelum pertandingan memberi dampak yang baik. Pelatih pun tidak menyerah menyuntikkan
semangat kepada anak-anaknya.
Pelatih :”Tidak boleh menyerah sampai detik-detik penghabisan. Namun, kalian harus
ingat agar kalian
bisa menjaga diri dari cedera. “
Pertandingan pun dimulai . Gerard
langsung mencuri perhatian. Baru saja 10 menit sudah bisa mencetak gol.
Komentator :”Iya iya dari depan ke samping, ya Gerard mendekati gawang, ya gooooolllllll.”
Mira :’Waah,
sudah 10 goal pembuka yang diciptakan Gerard. (Ucapnya dengan sang pelatih.)
Asisiten pelatih:”Jika Gerard bisa mencetak
hattrick, dia akan menjadi top scorer.”
Pelatih :” Amin. Kita doakan saja. Aku yakin anak ini bisa. “
Possession ball terus dipegang
kendali oleh tim gerad, tetapi sampai habis babak pertama belum ada tercipta
gol lagi dari kedua kubu. Di dalam kamar ganti, pelatih kembali menyuntikkan
semangat.
Pelatih :’’Kita harus memiliki perubahan tahun ini. Itu tujuan
kita. Perjuangan ini
memang tidak mudah.
Pertandingan babak kedua dimulai.
Gerard semakin meningkat permainannya. Penonton dan official semakin
bersemangat menyaksikan jalannya pertandingan.
Komentator :”Kedua kubu memberikan permainan terbaik mereka.
Kita lihat apa tim
Sukma Jaya akhirnya bisa masuk ke divisi
utama.”
Komentator2 :”Ya, yang menarik adalah tim Sukma Jaya bermain
selalu konsentrasi dan
pertahanannya sangat disiplin. Mereka bermain benar dengan
hati.”
Komentator :”Ini yang membuat tim lawan kehabisan energy. Ini
tantangan.”
Komentator2 :”Ya, Mehdi memberi umpan. Namun, terlalu jauh. Gerard
mengambil
tendangan
pojok.”
Komentator :”Belum menghasilkan gol. Sebentar lagi paaasti.
Gelar individu juga
menjadi
penyutik semangat.”
Komentator2 :”Gooooool, di menit 57 Gerard mecetak gol keduanya,
pemirsa.”
Komentator :”Gerard berhasil memanfaatkan bola mati dari
tengah. Berhasil menge-
coh
kiper.”
Penonton dan official melompat-lompat
kegirangan.
Pelatih :”Bagus bagus sekali.” ( Pelatih mengepal
kan tangannya, melihat ke arah
Gerard, yang
sedang tersenyum ke arah Mira. )
Mira :Mira
spontan mengangkat tangannya dan jari telunjuknya, dan diikuti
oleh
semua official.
Gerard :Cepat
merespon dengan mengangguk.
Mira :Memandangi
terus Gerard. Dia mulai menyadari bahwa Gerard menyukainya.
Ternyata Gerard
pandai menyembunyikan perasaannya. “Apa aku yang terlalu
sibuk mengurusi
bola, sehingga tidak peka.” (Kata Mira dalam hati.) “Cepat-
cepat. Oper-oper.
Mehdiii. Oper.”
Mehdi :Mengoper
bola dari Bambang ke Gerard, yang sedang menunggu di depan.
Gerard :Masih gagal.
Leo :Kiper
melambai-lambaikan tangannya untuk mengingatkan agar barisan depan
tetap semangat.
Gerard :Tidak mau egois memberikan ke Vicky.
Vicky :Merasa
tidak yakin bisa memasukkan bola. Vicky mengoper ke Gerard.
Gerard : Tidak menyia-nyiakan. Gerard yang berada hampir
segaris dengan gawang menendang bola dan berhasil. Gerard melompat-lompat
karena berhasil mengejar prestasi indvidunya.
Pertandingan
menyisakan waktu 3 menit lagi. Gerard masih tetap fokus, seolah-olah masih baru
mulai bertanding. Tim Sukma Jaya hari itu menunjukkan performa 100%
Komentator2 :”Tim lawan kewalahan dengan gol-gol Gerard, top scorer musim ini.”
Komentator : “Performa 100% yang dimiliki tim Sukma Jaya luar biasa. 3 gol tanpa balas.”
Komentator2 : “Goooooool. Luar biasa luar biasa. 4 gol Gerard Ahmadi. Rekor rekor baru.
Divisi utama
tercapai. Bravo bravo tim sukma jaya.”
Komentator2 :”Hampir dari setengah lapangan, pemain muda dengan skill kelas
dunia”
Komentator : “Benar-benar. Saya setuju.”
“”””
Sien 8: Seminggu kemudian Gerard sedang
duduk santai di bangku official. Zulkarnaen
datang.
Zulkarnaen :” Permainan tenis kamu bagus juga. Minggu depan kita keluar
ajak Ello yuk.”
Gerard :”Ajak aja. Biar aku bisa mengangi rambutnya .”
Zulkarnaen :”Hahahaha, ada kabar gembira buat kamu.”
Gerard :” Enggak percaya.”
Zulkarnen :” Kalau kamu dengar. Kamu lebih enggak percaya lagi.”
Gerard :”Kalau begitu aku mau mendengarkan.”
Zulkarnaen :”Si mira sekarang sudah enggak punya pacar. Dia putus . Kesempatan
bagus
sob.”
Gerard :”Apa?” Wajah Gerard antara sedih dan senang. Dia
percaya dengan temannya
itu.
Kemudian Mira dan Miranty datang.
Gerard langsung percaya, karena wajahnya
Mira lesu.
Mira lesu.
Miranty :Hi Gerard , aku masih
ingat gol-gol kamu loh.”
Gerard :” Oh ya? Terima kasih.” (Gerard tampak sungkan. Untung
Gerard langsung ingin
menghibur Mira.) “Biar
kamu enggak sedih, kita nonton bareng yuk. Kita
temanan saja dulu, enggak boleh terlalu
sedih.” Miranty merenggut dan tahu
Gerard sangat menyukai Mira.
Mira :
“Bisa bicara empat mata?”
Zulkarnaen : Mengajak Miranty pergi dan menghampiri Leo dan kawan-kawan. Maka
tinggal Gerard dan Mira yang ada di bangku official.
Mira :
“Aku mau nanya sesuatu pribadi. Boleh?”
Gerard :”Silakan Mii..Marimar”
Mira :”Hahhahha.
Mengapa kamu menyembunyikan perasaanmu?” (Gerard sedang
mengumpulkan tenaga
untuk menyatakan perasaanya.)
Gerard :”Apakah kamu mau jadi pacarku?”
Mira :Terkejut.
“Aku mau.”
Gerard : “Yees. Kencan pertama kita kemana saa sayang? Kita
nonton saja ya. Ayah dan ibuku suka pergi nonton berdua. ”
Mira :”Eksekusimu
cepat sekali. Jadi, kita akan menemani mereka. Tidak
menganggu?”
Gerard : “Tidak saaayangku yang manis. “ (Memegang tangan Mira.)
Semua pemain: Senang dan dari
kejauhan bersorak “Horeee.” Termasuk Miranty.
“”””
Sien 9:Kencan pertama Mira memakai rok khas orang Brazil dengan sepatu yang tidak
terlalu tinggi. Gerard memakai pakaian casual dengan kaos hijau dan jeans biru.
Ayah dan ibu Gerard dikenalkan kepada Mira. Mereka senang sekali. Mereka duduk
berderetan di bioskop. Gerard dan Mira sudah menjadi sepasang kekasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar