Senin, 30 Mei 2011

"Soal-soal IPA"

Pertanyaan-pertanyaa IPA yang cukup umum, yaitu antara lain:
1. Apakah rotasi itu? Rotasi adalah perputaran planet mengelilingi sumbunya.
2. Apakah revolusi itu? Revolusi adalah peredaran planet mengelilingi matahari.
3. Apakah akibat yang ditimbulkan oleh rotasi bumi? Terjadinya perubahan siang dan malam, bumi pepat pada kutubnya, dan perbedaan waktu setempat yang berbeda bujurnya.
4. Apa pula akibat terjadinya revolusi bumi? Terjadinya perubahan musim, terjadinya perubahan kedudukan rasi bintang.
5. Coba sebutkan planet-planet dalam tata surya kita! Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto)
6. Kecuali planet, benda-benda langit lainnya... (komet, meteor, satelit, asteroid, dsb)
7. Benda langit yang jatuh ke angkasa bumi dan terbakar habis disebut... (meteor)
8. Bintang jatuh disebut.... (meteorit)


9.Jarak rata-rata bumi ke bulan adalah... (384.000 km)
10. Di lintasan planet apa Asteroid banyak terdapat? (Antara Mars dan Yupiter)
11. Pesawat apakah yang pertama kali mendarat di bulan? Siapa nama-nama astronotnya (Apollo 11. Nama astronotnya: Neil Amstrong, Edwin Aldrin, dan Michael Collins)
12. Rasi bintang apa yang dijadikan pedoman arah selatan? (Rasi bintang pari/gubug penceng)
13. Rasi bintang biduk (beruang besar) dijadikan pedoman... (arah utara)

Demikian dulu ya adik-adik untuk pokok bahasan kali ini. Pertemuan selanjutnya akan kita lanjutkan lagi.

Rabu, 25 Mei 2011

"Beberapa Kesalahan Dalam Mendidik Anak" (Bagian II)

Sebelumnya sudah Saya beritahukan 9 kesalahan dalam mendidik anak. Nah, sekarang kita lanjutkan pembahasan mengenai beberapa kesalahan lain dalam mendidik anak, yaitu:
1. Hanya memperhatikan aspek penampilan saja. Padahal, orang tua seyogianya juga menumbuhkan jiwa keagamaan yang benar dan akhlak yang mulia pada diri anak-anak.
2. Terlalu berlebihan dalam berprasangka baik terhadap anak-anak dan terlalu membela anak-anaknya. Orang tua seperti ini tidak pernah memeriksa keadaan anak-anaknya.
3. Terlalu buruk sangka terhadap anak-anak. Ada sebagian orang tua yang berburuk sangka terhadap anak-anaknya, bahkan ia amat berlebihan dalam hal itu sampai keluar dari batas kewajaran.
4.Membeda-bedakan (tidak berlaku adil) di antara mereka. Anda dapati sebagian orang tua ada yang membeda-bedakan di antara anak-anaknya, baik berupa materi maupun spiritual.
5.Tidak segera menikahkan anak-anaknya. Padahal mereka sangat membutuhkan dan mempunyai kemampuan. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak  menyeleweng dan menyimpang dari jalan yang lurus.
6.Menunda untuk menikahkan anak-anak perempuannya dan membisniskan mereka. sebagian orang tua ada juga yang membisniskan anak perempuannya dengan cara menunggu laki-laki yang bersedia menikahi anak perempuannya dengan maskawin yang sangat mahal.
7.Menikahkan anak-anak perempuan dengan laki-laki yang tidak sekufu (sepadan).
8. Selalu marah-marah terahdap anak-anaknya, terutama kepada anak perempuan. Anak laki-laki dan perempuan sama saja, karena keduanya adalah takdir Allah.
9. Menamai anak-anak mereka dengan nama yang kurang baik.
Demikianlah bentuk-bentuk kesalahan dalam mendidik anak, ke depannya diharapkan dapat dihindari dalam rumah tangga agar tercipta rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan waramah. Amin. Insya Allah.


Sumber: Buku "Kesalahan Mendidik Anak: Bagaimana Terapinya" karya Muhammad Al-Hamd. Penerbit: Gema Insani (2000.

"Profil Atlet: TRADISI EMAS"

Ricky Subagja dan Rexy Maenaky merupakan pasangan ganda putra Indonesia yang telah berhasil meneruskan tradisi emas bulu tangkis Indonesia. Tradisi medali emas di olimpiade melalui cabang bulu tangkis diawali oleh Susi Susanti dan Alan Budikusumah di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Tradisi emas tersebut diteruskan oleh pasangan bulu tangkis putra asal kota Bandung dan Ambon, yaitu Ricky-Rexy di Olimpiade Atlanta tahun 1996.
Nah, ayoo mulai sekarang rajin berlatih dan jangan pernah menyerah untuk meraih prestasi. Semoga tradisi akan terus terpelihara. HIDUP INDONESIA!!!. DUKUNG TERUS  INDONESIA YA!!!

"Mengenal Tenis Meja"

Organisasi tenis meja dunia, yaitu International Table Tennis Federation (ITTF) didirikan pada 15 Januari 1926 atas prakarsa George Lehnman (Jerman). Adapun organisasi tenis meja Indonesia adalah Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI) yang berdiri tahun 1939. Pada tahun 1958, PPPSI berubah menjadi PTMSI yaitu Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. 
Pada permainan tenis meja terdapat beberapa jenis pukulan yang harus dikuasai oleh setiap pemain tenis meja, di antaranya pukulan servis, drive, dan drop shot.
1. Servis: Pukulan bola pertama yang dilakukan dengan cara memantulkan bola terlebih dahulu ke meja server, kemudian melewati net, yang akhirnya memantul ke meja lawan.
2.Drive  : Jenis pukulan yang paling kecil tenaga gerakannya. Pukulan ini merupakan dasar dari berbagai jenis pukulan serangan. Pukulan drive  dilakukan dengan cara mengerakkan bet dari bawah serong ke atas dengan sikap/posisi bet tertutup.
3.Drop Shot: Jenis pukulan yang dilakukan dengan cara menempatkan bola sedekat mungkin dengan net di daerah permainan lawan. Drop Shot yang efektif ialah dengan menggunakan tenaga yang sangat sedikit. Drop shot  dapat juga digunakan untuk mengembalikan bola hasil servis lawan yang kuat di dekat pinggir net daerah permainan lawan.

 

"Legenda Sepak Bola 'Pele'"

Pele adalah salah satu "Legenda Hidup" sepak bola dunia. Ia lahir di Tres Coracoes, Brazil pada 23 Oktober 1940 dengan nama asli Edison Arantes do Nascimento. Di piala dunia 1958, Pele sudah bergabung dalam tim nasional Brazil , meskipun usianya baru tujuh belas tahun. Saat itu, Pele berhasil menjadikan Brazil sebagai juara dunia. sejak saat itu, kemenangan-kemenangan yang diraih Tim Brasil sebagian besar berkat permainan Pele yang luar biasa. Bola seolah-olah mempunyai ikatan dengan kakinya. Pele bisa menendang bola lurus atau berputar ke arah kiri atau kanan.  Ia  adalah pemilik seluruh strategi di lapangan.  Pele merupakan sosok ajaib sepak bola. Dalam waktu 22 tahun, ia telah mencetak 1282 gol dan menjadi duta besar olahraga di seluruh dunia.

"Belajar Pribahasa untuk Kemajuan Bangsa."

Berikut ini beberapa pribahasa Indonesia. PErkembangan zaman tentunya tidak menciutkan keinginan kita untuk belajar Bahasa Indonesia bukan?
1. Adat diisi, lembaga dituang:
Artinya: PErihal mengerjakan sesuatu, yang harus menurut persyaratan dan aturannya.
2.Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah.
Artinya: Kita hidup harus menurut adat yang baik.
3.Air tenang menghanyutkan.
Artinya: Orang yang pendiam biasanya banyak ilmu.
4.Adakah dari telaga yang jernih, mengalir air yang keruh?
Artinya: Adakah orang baik itu mengeluarkan kata-kata yang jelek.
5.Air dicencang tiada putus.
Artinya: Sanak famili tiada akan bercerai berai karena perselisihan.
6.Seperti air dalam kolam.
Artinya: Seseorang yang tenang sikap dan tingkah lakunya.
7.Sekali air besar sekali tepian beranjak.
Artinya: Tiap pergantian pimpinan pasti terdapat perubahan.
8. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Artinya: Perihal yang sifatnya nasehat, bahwa dalam mengerjakan sesuatu tidaklah boleh tanggung-tanggung. Hendaklah sampai tuntas. termasuk menuntut ilmu.
9.Akal tak sekali datang, runding tak sekali tiba.
Artinya: Tidak akan selalu sempurna, harus berangsur-angsur.
10. Lubuk akal tepian ilmu.
Artinya: Orang yang pandai tempat kita bertanya.

"Beberapa Kesalahan dalam Mendidik Anak"

Kesalahan dalam mendidik anak itu banyak bentuk dan variasinya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan pada diri anak rasa kecil hati, takut, gelisah, dan keluh kesah.Cth: menakut-nakutin dengan hantu, penculik,setan, petir, guru, dokter, bahkan ketika ia menangis karena jatuh. Padahal semestinya orang tua harus berusaha tersenyum, menenangkan, dan memberi pengertian.
2. Mendidik anak berbicara tanpa dipikir masak-masak terlebih dahulu alasannya adalah agar anak menjadi pemberani. Metode yang tepat adalah pertengahan.
3. Mendidik anak dengan dimanja dan hidup tanpa aturan, membiasakan anak hidup mewah, congkak, royal, dan bersuka ria. Yang harus dilakukan adalah mendidik anak agar mempunyai kepedulian terhadap orang lain agar tidak mementingkan dirinya sendiri.
4."Membuka rangan" untuk anak-anak, bahkan memberikan kepada mereka segala apa yang diinginkan, tanpa dapat menolak sedikit pun. Hal ini mungkin sekali menyebabkan anak menjadi tidak bisa membelanjakan uangnya.
5.Sebagai contoh ialah memberikan kepada mereka sesuai yang diinginkan manakala mereka menangis. Pendidikan semacam ini merupakan kerusakan di satu segi karena dapat menyebabkan anak itu nakal dan lemah.
6. Membelikan mobil kepada anak-anak padahal mereka masih kecil. Hal dini seperti ini dapat menyebabkan si anak sulit dikendalikan apalagi dibimbing, misalnya: anak sering keluar rumah.
7. Terlalu bersikap keras dan kasar dari yang sewajarnya, misalnya: menegur dengan keras  ketika melakukan kesalahan kecil, memukul anaknya ketika melakukan kesalahan meskipun untuk pertama sekalipun, dll.
8.Terlalu bersikap kikir kepada anak-anak. sebagian orang tua ada yang amat kikir terhadap anak-anak nya melebihi dari seajarnya, yang menyebabkan mereka selalu merasa kurang dan butuh.
9. Anak-anak mereka sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang dan belas kasihan dari orang tua. (To be continue) 

"Kata Bijak Hari Ini: Jangan pernah berhenti menuntut Ilmu"

Sesungguhnya manusia di hadapan Allah itu amat kecil. Tak berarti apa-apa. Ilmu pengetahuan yang dimilikinya hanyalah pernik kecil di tengah samudera ilmu Allah. Selama hidup di dunia, ia mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan. untuk menambal kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri manusia, maka menuntut ilmu adalah suatu keharusan. seperti sabda Nabi saw: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi orang muslim laki-laki maupun perempuan."

Senin, 23 Mei 2011

"Peran Guru dalam Psikologi Pendidikan"

Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”
Di zaman yang penuh persaingan ini, sudah selayaknya efektivitas dari pendidikan lebih diperhatikan agar hasil yang diharapkan lebih nampak dalam kehidupan nyata. Untuk mendukung efektivitas ini sangat diperlukan pe ndekatan secara psikologis untuk dapat memotivasi para peserta didik. Yang dapat dilakukan antara lain:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.

Guru/dosen dalam memberikan pelajaran sudah seyogianya menerapkan teori komunikasi dengan baik. Di mana komunikasi adalah bersifat dialektik, artinya semua disiplin ilmu pasti menerapkan ilmu komunikasi. Dengan komunikasi yang baik diharapkan para komunikan, dalam hal ini siswa/mahasiswa dapat melaksanakan apa yang diharapkan oleh guru. Oleh karena itu, mengetahui kejiwaan peserta didik sangatlah penting. Kita juga mengharapkan guru/dosen dapat bersikap bijaksana, maksudnya lebih mengutalmakan kualitas bukan kuantitas. Lebih baik kuantitas dan kualitas saling mendukung. Dengan demikian kita harapkan para guru bisa lebih professional lagi ke depannya. Semoga para guru bisa menjadi sosok yang diidam-idamkan. Ya "guru memang pahlawan tanpa tanda jasa".

Sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/psikologi-pendidikan-dan-guru/